Tak Takut Mati di Perang Suku, Pucat Pasi saat Dites Darah
Kamis, 02 Desember 2010 – 08:08 WIB
Sejatinya, jumlah riil penderita HIV/AIDS di Mimika bisa lebih banyak dari angka tersebut. Sebab, tidak semua warga asli mau melakukan tes darah untuk memastikan apakah mereka sudah terjangkit atau masih bebas dari penyakit yang bermuasal dari Afrika Sub-Sahara itu.
"Selain penyuluhan kepada masyarakat suku asli, agar pencegahan bisa dilakukan, kami melakukan layanan mobile VCT (Voluntary Counselling and Testing) dan IMS atau layanan tes HIV sukarela serta tes sifilis. Di antaranya di Kampung Ayuka (Distrik Mimika Timur Jauh), Atuka (Mimika Tengah), dan Kaokonao (Mimika Barat)," papar Yeremias.
Jemput bola itu perlu dilakukan karena masyarakat asli tinggal tersebar mulai di pusat kota hingga pelosok pedalaman yang tidak terjangkau klinik VCT (klinik pemeriksaan HIV/AIDS).
Yang menggelikan, suku-suku asli di kota emas itu dikenal tak pantang menumpahkan darah lewat perang antarsuku. Namun, ternyata banyak yang takut jika harus menjalani pemeriksaan HIV/AIDS dengan tes darah.
HIV/AIDS terbukti menjadi virus pembunuh yang mengancam tujuh suku asli di Mimika, Papua. Yaitu, Suku Kamoro, Amungme, Mee, Nduga, Damal, Dani, dan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408