Tak Takut Mati di Perang Suku, Pucat Pasi saat Dites Darah
Kamis, 02 Desember 2010 – 08:08 WIB
"Daya tawar sebagian PSK di Kilo 10 itu sangat lemah, terutama yang sudah lanjut usia. Mereka biasanya menyerah jika tamunya tidak mau menggunakan kondom. Mereka kalah oleh rupiah," ujar Reynold.
Padahal, tak sedikit penjaja seks di lokalisasi di tepi jalan antara Timika dan Mapuru Jaya tersebut yang sudah terinfeksi HIV maupun yang terjangkit AIDS. Total, sejak 1996 hingga tahun ini ada 211 kasus. Di antara 300-an penghuni Kilo 10, tercatat ada 20-an PSK yang terjangkit virus HIV. Salah seorang di antaranya adalah ibu berusia separo abad asal Jawa Timur yang kini tergolek lemah karena HIV/AIDS.
"Si ibu tersebut menjadi PSK sejak usia 18 tahun. Sebenarnya, dia ingin kembali ke kampung halamannya," tutur Yeremias.
Soal kondomisasi itu, Yeremias menilai tak akan menyelesaikan masalah HIV/AIDS di Timika. "Kita perlu menyampaikan pesan moral. Terlalu banyak mereka yang melakukan hubungan seksual dengan bukan pasangannya yang sah. Bahkan, ini juga terjadi di kalangan generasi muda," tuturnya prihatin. "Kita perlu mengembalikan kearifan lokal yang pudar," tegas Yeremias.
HIV/AIDS terbukti menjadi virus pembunuh yang mengancam tujuh suku asli di Mimika, Papua. Yaitu, Suku Kamoro, Amungme, Mee, Nduga, Damal, Dani, dan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408