Tak Takut Radiasi, TKI Tetap Dikirim ke Jepang
Sabtu, 02 April 2011 – 03:36 WIB
Menurut Mustopa, pada 2010 Disnakertrans Jabar mengirimkan 202 tenaga kerja. Tahun ini, tenaga kerja yang sudah mendaftar sudah mencapai 500 orang. Dia menambahkan, sebelum dikirimkan ke Jepang, para calon pekerja itu harus mengikuti seleksi terlebih dahulu. "Para tenaga kerja harus daftar, setelah itu diseleksi terlebih dahulu sebelum dikirimkan. Ini supaya mereka mendapat bekal yang cukup dan tidak membuat malu bangsa," ujarnya.
Mustopa menjelaskan, dua tahun terakhir ini Jepang merupakan salah satu negara tujuan para pekerja. Menurut dia, semakin banyak calon tenaga kerja yang memenuhi syarat untuk dikirim ke sana. Dulu, dari 500 calon tenaga kerja yang ikut seleksi, yang lulus maksimum hanya 25 orang. Sekarang, calon tenaga kerja yang ikut seleksi semakin banyak yang lulus, bahkan pernah sampai 124 yang lulus. “Sekarang, calon tenaga kerja yang ikut seleksi ke Jepang meningkat karena mereka mengikuti pelatihan dulu sebelum seleksi,” paparnya.
Tenaga kerja asal Jabar, kata dia, memang banyak diminati di luar negeri karena memiliki banyak kelebihan. Yaitu, memiliki kesabaran, kemauan dan loyalitas yang tinggi. Selain Jepang, kata dia, permintaan tenaga kerja ke Korea pun mengalami peningkatan cukup signifikan. Tahun ini calon pekerja yang mengikuti seleksi ke Korea, sebanyak 6 ribu orang dan yang lulus 1.300.
Negara lain yang paling banyak meminta tenaga kerja terlatih asal Jabar, kata dia, di antaranya Macau, China, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan Singapura yang mulai dibuka tahun ini. Presentasenya, dari seluruh kesempatan kerja, sekitar 30 persen ke luar negeri.
BANDUNG – Setiap tahun, permintaan tenaga kerja asal Jabar untuk bekerja di luar negeri terus meningkat. Meski demikian, Dinas Tenaga Kerja
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan