Tak Tanggung-tanggung, Panglima TNI Sampai Mengerahkan 63 Ribu Prajurit
jpnn.com, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengerahkan hingga 63.000 prajurit TNI menjadi tenaga pelacak (tracer) orang-orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19.
Menurut Panglima, pengerahan itu merupakan upaya TNI membantu pemerintah meningkatkan rasio tracing (pelacakan) sehingga penyebaran COVID-19 dapat cepat terkendali.
Ada dua cara yang akan ditempuh TNI dalam melacak mereka yang kontak erat dengan pasien COVID-19, yaitu cara manual dan digital.
Pelacakan secara digital akan menjadi langkah pertama yang dilakukan para tracer dari TNI.
Para prajurit yang bertugas sebagai tracer nantinya akan menerima pemberitahuan/notifikasi dari Dinas Kesehatan di masing-masing wilayah.
Kemudian, petugas akan menghubungi dan mewawancarai warga lewat aplikasi pengirim pesan Whatsapp atau telepon.
Jika cara digital itu tidak dapat dilakukan, maka para tracer yang di antaranya merupakan anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), akan langsung mendatangi rumah-rumah warga yang dicurigai melakukan kontak erat pasien COVID-19 dan melakukan wawancara.
Setelah wawancara, para anggota tracer akan melapor ke Puskesmas di tingkat desa.
Panglima TNI benar-benar menunjukkan totalitasnya, bahkan sampai mengerahkan 63 ribu prajurit untuk tugas ini.
- 4000 Prajurit TNI Terlibat Judi Online Selama 2024
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Sepakat dengan Menhut, Panglima TNI Siap Kerahkan Personel Jaga Hutan
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- TNI-Polri Kerahkan 115.000 Personel Amankan Pelantikan Prabowo-Gibran, Ada Potensi Ancaman?
- Qodari Puji Perhatian Besar Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pada Olahraga Catur