Tak Terbayangkan jika Singapura Diserang dari Batam

"Saat penggrebekan orang di dalam tidak ada. Istri dan anaknya tidak di rumah," kata Susanto, petugas keamanan di Perumahan Taman Mediterania.
Selesai menggeledah, polisi menyegel pagar dan pintu rumah bercat kuning tersebut. Di teras rumah terlihat pakaian milik Gigih, istri, dan anaknya yang tengah terjemur.
"Baru kemarin saya lihat bajunya terjemur. Memang orangnya sangat jarang terlihat," ujar Prayitno, salah seorang tetangga Gigih.
Di kalangan tetangga, Gigih dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Ayah anak satu ini jarang berkomunikasi dengan tetangga. Ia hanya terlihat bepergian menggunakan mobil pada pagi hari dan pulang pada dini hari.
"Kalau berjumpa, hanya sekedar sapa saja. Dia (Gigih) tak pernah bicara apa-apa," terang Prayitno, tetangga Gigih.
Menurut Prayitno, Gigih sempat bekerja di perusahaan elektronik di kawasan Batamcentre. Selama menempati rumah tersebut, Prayitno mengaku tak menaruh curiga dengan aktivitas Gigih.
"Saya sendiri tidak menyangka dia kelompok teroris. Untuk pakaian seperti biasa saja, bajui kaus dan celana di atas mata kaki," paparnya. Hal senada disampaikan tetangga lainnya, Isma. Dia mengaku sama sekali tak mengenali Gigih dan istrinya.
Tim Densus Antiteror dan Brimobda Kepri juga menggeledah rumah dua terduga teroris di Perumahan Cluster Sakura Blok E14 No 2A, Botania, Batamkota, kemarin siang, sekitar pukul 12.30 WIB. Rumah itu dihuni oleh Eka Saputra dan Tarmidzi.
BATAM - Densus 88 Anti Teror Mabes Polri berhasil membongkar jaringan Khitabah Gigih Rahmat (KGR), kemarin (5/8). Komplotan teroris itu
- Cak Imin Gelar Halalbihalal, Ma'ruf Amin & Sejumlah Menteri Hadir
- Pastikan Dana Haji Aman, Kepala BPKH: Kami Utamakan Transparansi dan Prinsip Syariah
- Siswa Sulawesi Tenggara Cerdas-Cerdas, Ini Reaksi Mendikdasmen
- GP Ansor Gaungkan Patriot Ketahanan Pangan Menjelang Puncak Harlah Ke-91
- Koalisi Masyarakat Sipil Mengecam Intervensi Anggota TNI di Kampus UI dan UIN Semarang
- Berdoa di PIK, Biksu Thudong Tebar Pesan Damai