Tak Tertarik jadi PNS, Ngojek Bisa 30 USD per Hari

’’Kawan-kawan dari Indonesia tak boleh melewati pos imigrasi Timor Leste. Jadi, kami jemput orang atau barang itu untuk kami bawa masuk ke wilayah Timor Leste,’’ terang Manuel.
Setiap hari mereka bekerja bak pegawai imigrasi. Mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.00 atau selama delapan jam kerja.
Untuk sekali angkut, mereka menarik tarif USD 2–USD 3. Dalam sehari, mereka bisa mengangkut barang 10–15 pelintas batas.
Cerita yang sama diungkapkan Julius, 22, warga Silawan, yang tak jauh dari pos utama imigrasi di Motain.
Dalam sehari, dia bisa mengangkut 4–5 penumpang yang baru saja menyeberang dari Timor Leste ke Atambua, ibu kota Belu, yang berjarak 25 kilometer. Sekali angkut Rp 60 ribu.
’’Kalau pintu perbatasan tutup, baru kami pulang. Itu berarti kerja kami sudah selesai,’’ ujarnya.
Yang menggunakan jasa Manuel umumnya penumpang bus yang tidak melewati perbatasan ke Indonesia.
Bus jurusan Dili menuju Kota Maliana, Bobonaro, juga mengangkut penumpang yang akan turun di Batugade.
Manuel Borges, 26, warga Batugade, Distrik Bobonaro, Timor Leste, tak tertarik menjadi pegawai negeri atau swasta.
- Kiprah Telkomcel dalam Transformasi Digital di Timor Leste
- Bea Cukai Atambua dan TNI AL Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas dari Timor Leste
- Arsjad Rasjid: Swasta Siap Dukung Konektivitas Lintas Perbatasan Indonesia & Timor Leste
- Piala AFF 2024: Thailand Berpesta di Laga Pembuka, Pelatih Enggan Besar Kepala
- Perkuat Bisnis Internasional, Bank Mandiri Rilis Aplikasi Ini di Timor Leste
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis