Takut Bocor, Uang untuk Bepergian Tak Diambil di Awal

Takut Bocor, Uang untuk Bepergian Tak Diambil di Awal
Foto : JPPhoto

Advokat berewok itu menambahkan, sebulan penuh melakukan penyelidikan, tim harus benar-benar menjaga agar teknis investigasi tidak bocor ke publik. Karena itu, mereka selalu enggan setiap kali diminta berbicara ke media. Dia khawatir, jika bocor ke media, para saksi dan pihak terkait bakal lari dan tidak mau dimintai keterangan. "Lebih baik mana, publik mengetahui, tapi kita tidak dapat apa-apa, atau publik tidak tahu, tapi dapat apa-apa," ujar aktivis HAM itu.

   

Itu pula yang menjadi alasan mereka memilih Saldi Isra sebagai juru bicara. Sebab, posisi Saldi yang ada di Padang membuat dia jarang dihubungi media. Saldi juga relatif tidak "bocor" daripada anggota tim lainnya. "Kalau saya, Bang Buyung, ditanya wartawan, gampang bocor. Kalau Pak Saldi, menghubungi saja susah di sana," ujarnya. Saldi yang duduk di samping Bambang pun terkekeh.

   

Upaya merahasiakan investigasi itu bahkan sampai pada urusan ongkos. SK pengangkatan tim memang memberi mereka semua fasilitas yang dibutuhkan. Termasuk biaya perjalanan untuk mendatangi para saksi. Namun, tim sengaja tidak meminta duit dulu ke MK. Itu agar perjalanan mereka tidak terdeteksi, bahkan oleh MK sendiri. Setelah penyelidikan rampung, mereka baru meminta ongkos ganti ke MK.

   

Mereka juga berupaya agar hasil penyelidikan benar-benar jernih. Tidak terpengaruh oleh subjektivitas orang per orang. Karena itu, tim membuat aturan bahwa dalam menghubungi seseorang via telepon, mereka harus didampingi seorang anggota tim. Aturan lebih berat jika mewawancarai saksi. Minimal tiga anggota yang melakukannya.

Sebulan penuh tim investigasi yang diketuai advokat Refly Harun menelusuri jejak suap yang dicurigai mengarah ke salah satu hakim di Mahkamah Konstitusi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News