Takut Keluar Rumah karena Diancam Akan Dibunuh
Kamis, 09 Januari 2014 – 06:22 WIB
Pengurus Bidang Luar Negeri PSSI Azwan Karim memastikan bahwa keputusan komdis itu sudah dikirimkan kepada FIFA. "Setelah muncul putusan itu, langsung diserahkan ke FIFA," katanya beberapa waktu lalu.
Dugaan pengaturan hasil pertandingan itu muncul setelah FIFA memberikan hasil early warning system (EWS) di sela kongres IASL (International Association of Sport Law) di Bali Oktober tahun lalu. Karena mendapat tugas dari FIFA, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin lantas memerintahkan komdis untuk bertindak, yang akhirnya bermuara pada keluarnya keputusan itu.
Menurut Bayu, sebagaimana juga disampaikannya kepada komdis, kemenangan atas PSLS dan kekalahan oleh Pro Duta merupakan hasil yang wajar. Saat melawan PSLS, misalnya, mantan pemain PSPS Pekanbaru itu menyebutkan bahwa timnya memang tampil lebih bersemangat karena sebelum laga para pemain menerima duit pembayaran setengah bulan gaji.
Bayaran setengah bulan itu bak seteguk air di padang pasir. Sebab, sebelumnya klub menunggak bayaran semua pemain selama lima bulan. "Kami menang karena permainan kami bagus. Kami main dengan semangat," ujarnya.
Lolosnya Bayu Anggara dari hukuman Komdis PSSI dalam kasus match fixing di playoff IPL justru berbuntut hujatan dan teror. Padahal, eks kiper
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas