Takut Keluar Rumah karena Diancam Akan Dibunuh
Kamis, 09 Januari 2014 – 06:22 WIB
"Saya jarang keluar rumah kalau tidak penting. Saya terus hati-hati kalau keluar. Waswas saja dengan ancaman itu," papar mahasiswa semester I Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Tjut Nyak Dhien, Medan, tersebut.
Bukan hanya kegiatannya menjadi terhambat dengan keputusan komdis itu, karirnya di sepak bola juga terancam mandek. Sebab, setelah komdis menghukum pemain Bontang FC, kecuali dirinya, klub-klub ISL (Indonesia Super League) yang berniat mengontraknya mengurungkan niat.
"Klub-klub langsung membatalkan tawarannya, Bang. Padahal, saya sudah dites," ujarnya dengan mimik sedih.
Bayu belum berniat melaporkan berbagai teror yang dia terima itu kepada polisi. Yang bisa dia harapkan kini hanyalah komdis segera mengumumkan sanksi bagi dirinya. Sebab, jika statusnya menggantung seperti saat ini, dia akan terus menjadi sasaran kemarahan dan teror dari mereka yang tidak terima atas keputusan komdis. (*/c11/ttg)
Lolosnya Bayu Anggara dari hukuman Komdis PSSI dalam kasus match fixing di playoff IPL justru berbuntut hujatan dan teror. Padahal, eks kiper
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas