Takut Lihat Lubang? Mungkin Anda Terkena Trypophobia
jpnn.com - TAKUT berlebihan atau fobia pada ketinggian, laba-laba, ular, dan kegelapan mungkin sudah banyak dialami dan dianggap wajar oleh sebagian besar masyarakat. Lalu bagaimana jika rasa takut berlebihan ini muncul saat melihat lubang?
Meskipun belum diakui secara resmi dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), banyak ilmuwan dan psikolog menjaga eksistensi klinis trypophobia.
Trypophobia merupakan sebuah kondisi fobia yang bisa dibilang cukup jarang. Orang dengan fobia ini memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap segala jenis lubang. Dalam beberapa kasus yang sering dilaporkan, umumnya rasa takut ini muncul saat melihat beragam benda-benda alam dan buatan, termasuk sarang lebah, polong biji teratai, karang, dan bahkan roti manis yang memiliki struktur berongga.
Rangsangan fobia ini dapat menyebabkan munculnya migrain, serangan panik, berkeringat panas, dan lonjakan detak jantung pada mereka yang mengalaminya. Tak sedikit pula yang berespons dengan menggigil, timbul rasa gatal, gemetar, dan bahkan menangis.
"Trypophobia adalah fobia yang mungkin belum pernah Anda dengar. Namun kami berpikir ada kemungkinan setiap orang memiliki trypophobia meskipun mereka mungkin tidak menyadarinya," kata psikolog di University of Essex, Geoff Cole, seperti dilansir laman ibtimes, Selasa (8/10).
Baru-baru ini Cole bersama dengan rekannya, Prof Arnold Wilkins, memimpin penyelidikan untuk menemukan penyebab munculnya rasa takut ini. Hasil temuannya menunjukkan bahwa fobia jenis ini terkait dengan ancaman kuno.
Menurut para peneliti, unsur bahaya asli dicontohkan oleh sekelompok kecil organisme beracun yang langka. Meskipun termasuk dalam keanekaragaman hayati, hewan-hewan ini memiliki bentuk yang khusus. Contoh utama adalah gurita bercincin biru, yang kamuflase struktur tutulnya dinilai para peneliti menimbulkan reaksi pada mereka dengan trypophobia.
Sementara itu dikutip dari India Times, para peneliti lain mengungkapkan hal serupa. Mereka menunjukkan bahwa selama evolusi, pola tertentu menjadi fitur yang digunakan secara cepat untuk mengidentifikasi bahaya, salah satunya dalam bentuk hewan beracun.
TAKUT berlebihan atau fobia pada ketinggian, laba-laba, ular, dan kegelapan mungkin sudah banyak dialami dan dianggap wajar oleh sebagian besar masyarakat.
- Pusat Gadai Indonesia Bagikan 8.000 Gram Emas Serentak di 6 Kota
- Kreator Konten Asal Bekasi Ini Manfaatkan TikTok dalam Pelestarian Alam
- Sambut 2025, Rapspoint Gelar Kegiatan Sosial hingga Tantangan untuk Pengguna
- 4 Manfaat Nanas, Kaya Kandungan Kolagen yang Baik untuk Tubuh
- 3 Manfaat Bawang Bombai, Bikin Gula Darah Ambyar
- 4 Manfaat Jahe, Ampuh Obati Berbagai Penyakit Ini