Takut Mengadu ke Media, Seorang Warga China Dilarang Keluar Dari Negaranya

Dr Feng, yang juga pernah ditahan di China pada tahun 2017 sebelum akhirnya dibebaskan, mengatakan ia "kecewa" dengan kegagalan Australia untuk menindaklanjuti kasus Yang, dengan mengatakan "pendekatan lunak" pemerintah telah gagal.
"Ketika seseorang diculik, dimasukkan ke tempat rahasia tanpa akses ke pengacara, dan tidak dapat dikunjungi oleh keluarga mana pun, termasuk istri [mereka], merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan," kata Dr Feng kepada ABC.
Jumat kemarin (5/07), Yuan mencoba terbang pulang ke Australia tetapi dihentikan oleh petugas keamanan perbatasan.
Dr Feng mengatakan bahwa tindakan tersebut mengirimkan sinyal yang mengkhawatirkan bahwa pihak berwenang China tidak dianggap salah.
"Apa yang saya takutkan adalah apakah mereka akan menggunakan Yuan untuk mengakui apa yang dilakukan suaminya atau menangkapnya sebagai sandera untuk mengungkap suaminya," kata Dr Feng.
Dr Feng mengatakan pendekatan Pemerintah Australia terhadap kasus ini sejauh ini gagal.
"Saya tidak yakin apa yang terjadi di balik ini, tetapi saya rasa karena hubungan [mereka] dengan China untuk mempertahankan hubungan dagang yang baik demi urusan bisnis," katanya.
Pengacara menuntut tindakan segera dari Pemerintah Australia
Tim hukum yang bertindak atas nama Yang telah menyerukan intervensi mendesak dari Pemerintah Australia menyusul keputusan China untuk mencegah Yuan terbang pulang ke Australia.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya