Takut Pulang ke Negaranya, Warga Myanmar Minta Pemerintah Australia Memperpanjang Izin Tinggal Mereka

Ridwaan menyebut perpanjangan visa warga Myanmar sedang dipertimbangkan, sementara soal sanksi terhadap Myanmar, "tidak ada kemungkinan yang dikesampingkan," katanya.
Hugh Jeffrey dari Departemen Pertahanan memperingatkan pemberian sanksi kepada militer Myanmar (Tatmadaw) bukanlah obat mujarab.
"Tatmadaw adalah lembaga yang sangat tahan terhadap tekanan internasional," jelasnya.
"Kita juga perlu memberikan opsi yang mendorong kembalinya pemerintahan demokrasi liberal," tambahnya.
Salah satu contoh kerumitan sikap Australia atas isu Myanmar terlihat dalam penahanan Profesor Sean Turnell, seorang pembantu dekat Aung San Suu Kyi.
Pejabat Dephan menyatakan mereka mengupayakan pembebasan warga Australia itu melalui pembicaraan telepon antara Wakil Kepala Angkatan Bersenjata David Johnston dan perwira senior Myanmar Jenderal Soe Win.
Pembicaraan telepon ini telah dijadikan bahan propaganda oleh pihak Tatmadaw.
Menurut Ridwaan Jadwat dari DFAT, pemerintah Australia tidak mengakui rezim militer sebagai pemerintah resmi Myanmar, tetapi jalur komunikasi perlu tetap terbuka.
Mahasiswi asal Myanmar ini selalu gemetar saat berbicara tentang apa yang terjadi di tanah airnya
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya