Takut Taliban, Warga Afghanistan Sukarela Membunuh Hiburan
Di seluruh negeri, perubahan telah terlihat.
Meski petinggi Taliban berulang kali mengatakan pasukan mereka harus menghormati penduduk dan tidak sembarangan menghukum, banyak warga tidak percaya mereka mampu mengendalikan anggota-anggota yang ada di bawah.
"Tak ada musik di seluruh Kota Jalalabad, orang ketakutan dan khawatir dipukul Taliban," kata Naseem, mantan pejabat di provinsi timur, Nangarhar.
Zarifullah Sahel, wartawan lokal di Provinsi Laghman dekat Kabul, mengatakan bahwa kepala komisi budaya lokal Taliban memberi tahu stasiun radio pemerintah dan enam stasiun radio swasta untuk menyesuaikan siaran mereka agar sejalan dengan hukum Syariat.
Sejak itu, program musik dan program berita, politik, dan budaya yang tidak berkaitan dengan masalah agama telah dihentikan.
Namun meskipun perintah formal belum dikeluarkan, pesannya sudah terbaca dengan jelas: era kebebasan telah berakhir dan lebih aman untuk tidak terlihat mencolok.
"Saya takut menjadi target Taliban kalau saya terlihat memakai jeans atau pakaian Barat," kata Mustafa Ali Rahman, mantan petugas pajak di Provinsi Lagman.
"Tak ada yang tahu apa yang mungkin akan mereka lakukan untuk menghukum kami."
Suasana keseharian di Afghanistan berubah dengan cepat setelah Taliban menguasai Kabul dan mengambil alih kekuasaan
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Fun Run Seru dengan Festival Band di Taman Peruri, Ajang Baru untuk Anak Muda Jakarta
- Transvision & Advance Digitals Berkolaborasi, Banyak Kejutan untuk Pelanggan
- Menlu Retno Perjuangkan Ekonomi Inklusif demi Kemajuan Afghanistan
- Buka di Cibubur, Mainstreet Dining & Coffee jadi Tempat Nongkrong Asik, Estetik
- TE Entertainment Bakal Gelar Konser X, Tak Sekadar Acara Hiburan