Takut Tsunami, Puncak Arfak jadi Perkampungan Baru
Sabtu, 12 Maret 2011 – 01:25 WIB

ANTISIPASI. Tsunami yang melanda Jepang dan akan berpotensi Tsunami di daerah Papua bagian Utara sesuai berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh BMKG pusat, warga yang mengungsi bersama keluarganya dengan menggunakan Mobil ke puncak Arfak Sorong. FOTO: ANDRE/RADAR SORONG
SORONG - Peringatan dini yang dikeluakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa bencana tsunami di Jepang akan berimbas di Papua, Papua Barat dan Maluku Utara membuat ratusan warga di Sorong, Manokwari dan Kaimana pada mengungsi ke daerah yang lebih tinggi. Kepala BMKG Sorong Frans Rahawarin juga mengingatkan warga Sorong agar mewaspadai dampak tsunami di Jepang. Melalui pesan singkatnya yang dikirim ke Radar Sorong, Frans Rahawarin menulis ‘Tsunami akibat gempa Jepang Mag 8,9 SR diperkirakan tiba di Sulut, Malut, Papua pukul 18:35 WIB atau 18: 35 WITA atau 20 : 35 WIT.
Sejak sore hari, peringatan untuk mewaspadi tsunami Jepang telah menyebar ke masyarakat melalui pesan singkat (SMS). “Hati-hati jam 6 sore berpeluang tsunami dampak gempa Jepang”. Demikian bunyi pesan pendek awal yang diterima Radar Sorong (Group JPNN).
Baca Juga:
Setelah lewat dari pukul 6 sore (18.00 WIT) dan tsunami tidak terbukti, SMS kembali diterima masyarakat. “Peringatan Tsunami, Jauhi Pantai Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Sulawesi Utara, diperkirakan tiba pukul 18.00 WIT atau pukul 20.00 WIT, akibat gempa di Jepang”.
Baca Juga:
SORONG - Peringatan dini yang dikeluakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa bencana tsunami di Jepang akan berimbas
BERITA TERKAIT
- Honorer Masa Kerja Kurang 2 Tahun Dirumahkan, tetapi Diseleksi Lagi
- Banyak Banget Pejabat ASN Mendapat Sanksi, Jenis Pelanggaran Sama
- Kembali Pimpin Denpasar, Jaya Negara Siap Lanjutkan Pembangunan Berkelanjutan
- Polda Riau Bangun 75 Rumah Subsidi, Wujudkan Kesejahteraan Personel
- Gubernur Agustiar Sabran dan Wagub Edy Pratowo Disambut Meriah di Palangka Raya
- 48 ASN di Rejang Lebong Diberi Sanksi Teguran, Ini Sebabnya