Takut Virus Terorisme Menyebar, Indonesia Resmi Larang Kepulangan Kombatan ISIS


"Pemerintah akan mengumpulkan lebih banyak data dan memverifikasi lebih akurat identitas mereka yang terlibat terorisme karena bergabung dengan ISIS," katanya.
Saat ini mantan kombatan ISIS dan keluarganya yang selamat telah berada dalam tahanan di Suriah, Turki dan Irak.
Di puncak kejayaannya antara tahun 2014 dan 2017, ISIS membanggakan keberhasilannya dalam memikat warga Indonesia, khususnya para remaja yang diarak sebagai tentara anak-anak.
Namun Pemerintah RI belum memutuskan mengenai nasib anak-anak yang masih berusia di bawah 10 tahun.
Menko Mahfud hanya menyatakan, "Anak-anak di bawah 10 tahun akan diperlakukan berbeda berdasarkan kasus per kasus".
Seperti negara lain termasuk Australia, Indonesia juga menghadapi ketidakpastian hukum dalam menangani mantan pendukung ISIS, terutama anak di bawah umur, yang ingin kembali.
Sejumlah kombatan asal Indonesia diketahui telah membakar paspor RI mereka, dan hal ini mungkin telah membatalkan status kewarganegaraan mereka.
Pemerintah Indonesia secara resmi menolak kepulangan ratusan mantan kombatan kelompok teroris ISIS yang kini masih berada di luar negeri
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?