Taliban Berjanji Membentuk Pemerintahan Islami yang Inklusif di Afghanistan

Taliban Berjanji Membentuk Pemerintahan Islami yang Inklusif di Afghanistan
Para pemimpin Taliban menyatakan akan membentuk pemerintahan Islami yang inklusif di Afghanistan. (AFP: Taliban handout)

Namun Presiden Joe Biden telah menarik sebagian besar pasukan AS sebelum tanggal itu.

Ia menyebut konflik 20 tahun sebagai "perang tak berkesudahan" dan bertekas mengakhiri investasi AS yang harus dibayar nyawa dan harta.

Lebih dari 150.000 orang tewas selama perang. AS kehilangan lebih dari 2.000 tentara serta menghabiskan triliunan dolar. Puluhan ribu warga sipil dan tentara Afghanistan kehilangan nyawa mereka.

Sebanyak 41 prajurit Australia tewas, dan para mantan prajurit kini dikhawatirkan akan mengalami masalah kejiwaan karena melihat hasil perjuangan mereka yang kini berbalik.

Baru bulan lalu Presiden Biden meminta para pemimpin Afghanistan untuk "bersatu dan bergerak menuju masa depan".

Ia berharap pemerintah Afghanistan dan militer negara itu dapat membela diri, dan pembicaraan damai yang diprakarsai dengan Taliban akan menemukan resolusi jangka panjang.

Namun harapan itu hancur. Presiden Ashraf Ghani justru melarikan diri dan gerilyawan Taliban sekarang telah menduduki Istana Kepresidenan.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Taliban telah mengklaim menguasai sebagian besar wilayah dan pemerintah Afghanistan telah bubar.

Taliban kembali berkuasa setelah tersingkir di tahun 2001 dan inilah yang mereka inginkan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News