Taliban Bikin Aturan Baru, Sinetron Hanya untuk Laki-Laki
jpnn.com, KABUL - Pemerintah Taliban merilis sederet pembatasan terhadap media Afghanistan, termasuk melarang tayangan serial televisi (sinetron) yang dibintangi perempuan.
Kelompok fundamentalis Islam itu juga mewajibkan pembaca berita perempuan di televisi memakai hijab Islami.
Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Afghanistan menetapkan sembilan aturan media pekan ini, sebagian besar melarang media apa pun yang bertentangan dengan "nilai-nilai Islam atau Afghanistan", kata juru bicara pemerintah Taliban pada Selasa (23/11).
Beberapa pembatasan khusus ditargetkan pada kaum perempuan, sebuah langkah yang berpotensi memicu kekhawatiran komunitas internasional.
"Drama (televisi) atau program-program yang menayangkan akting perempuan, tidak boleh disiarkan," tulis aturan tersebut.
Aturan itu juga mewajibkan wartawan perempuan yang bersiaran untuk memakai "hijab Islami" tanpa mendefinisikan apa maknanya.
Meski sebagian besar perempuan di Afghanistan sudah berjilbab, pernyataan Taliban di masa lalu bahwa perempuan harus memakai "hijab Islami" kerap membuat para pegiat HAM perempuan khawatir. Mereka menganggap istilah itu tidak jelas dan dapat ditafsirkan secara kolot.
Aturan tersebut mendapat kecaman dari pengawas HAM internasional Human Rights Watch (HRW), yang menyebutkan bahwa kebebasan media di Afghanistan merosot.
Setelah Taliban memberlakukan aturan baru ini, tayangan televisi Afghanistan bakal disesaki oleh figur laki-laki
- Sinetron Dirinya sebelum Berhijab Tayang Ulang, Shireen Sungkar Bilang Begini
- Aliansi Peduli Demokrasi Gelar Aksi Damai Tolak Diskriminasi Terhadap Perempuan di Pilkada
- Perdana Perankan Sosok Malaikat, Fero Walandouw: Ini Sosok yang Berbeda
- Gegara Ini, Fero Walandouw dan Nabila Zavira Dirumorkan Pacaran
- Puji Penampilan Nabila Zavira, Fero Walandouw: Kamu Lucu
- Perempuan Sukses dalam Karier Rentan Diserang Hoaks, Perundungan dan Stigma