Taliban dan Afghanistan dari Sisi Lain
Saat wawancara hampir berakhir, ada perubahan nada.
"Saya dan keluarga hanya ingin hidup di tempat yang damai dan tenang, dan sayangnya, mungkin kami hanya dapat menemukannya di luar negeri," katanya.
"Di sini, tidak ada yang bisa menjanjikan untuk anak kami. Saya tidak meminta limosin, saya hanya bertanya, 'apakah ada yang bisa Anda lakukan untuk kami?' Saya punya istri dan 15 hari yang lalu dia melahirkan putri saya yang cantik, masa depannya adalah yang terpenting bagi saya saat ini," katanya kepada Marca.
"Saya tidak ingin dia melihat situasi seperti ini ketika dia besar," imbuhnya.
Dia mengaku butuh dana bepergian dengan keluarganya ke Iran.
"Yang benar adalah bahwa semuanya sudah mulai tenang dan kehidupan terus berjalan untuk saat ini. Minggu lalu, tidak ada yang berani turun ke jalan, tetapi sekarang orang-orang mulai menjalani kehidupan yang kurang lebih normal," katanya.
"Namun, perasaan kami tidak baik. Buat saya, yang paling mengkhawatirkan adalah masa depan bayi perempuan saya," imbuhnya.
Terpisah, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menegaskan pihaknya akan melindungi hak perempuan dalam kerangka Islam.
Pihak Taliban menunggu seluruh pasukan asing pergi sebelum mengumumkan struktur pemerintahan baru Afghanistan.
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Menlu Retno Perjuangkan Ekonomi Inklusif demi Kemajuan Afghanistan
- Bantu Anak-Anak Afghanistan, Indonesia Kirim 10 Juta Vaksin Polio
- Ingin Gusur Taliban, Front Perlawanan Nasional Afghanistan Harapkan Bantuan Israel
- Andalkan Serangan Quick, Timnas Voli Putra Indonesia Gebuk Afganistan
- Move On dari Kekalahan Lawan Jepang, Timnas Voli Indonesia Gebuk Afghanistan