Taliban Digdaya di Medan Perang, tetapi Tak Becus Mengurus Uang
jpnn.com, KABUL - Penguasa baru Afghanistan, Taliban, berjuang menjaga negara itu berfungsi setelah penarikan terakhir pasukan dan warga negara asing dari negara itu.
Dua minggu sejak mengambil alih ibu kota Kabul, kelompok militan itu belum menunjuk pemerintah baru atau mengungkap bagaimana mereka akan memerintah Afghanistan.
Dalam kekosongan administrasi, harga-harga melonjak dan banyak orang berkumpul di bank untuk menarik uang tunai.
Pejuang bersenjata berat menguasai Kabul, namun Taliban berjuang menjaga rumah sakit dan layanan pemerintah agar tetap berjalan.
Kepala bank sentral baru yang ditunjuk Taliban telah berusaha meyakinkan bank-bank.
Taliban menginginkan sistem keuangan berfungsi penuh, namun sejauh ini mereka baru memberikan sedikit penjelasan tentang bagaimana akan memasok dana, kata seorang bankir yang memahami masalah itu.
Televisi Al Jazeera Qatar melaporkan bahwa pakar teknis Qatar telah tiba atas permintaan Taliban untuk membahas kelanjutan operasi bandara Kabul, yang saat ini tidak dapat difungsikan.
Menteri luar negeri Pakistan, yang memiliki hubungan dekat dengan Taliban, mengatakan dia berharap Afghanistan memiliki "pemerintah konsensus" dalam beberapa hari.
Dua minggu sejak mengambil alih ibu kota Kabul, Taliban belum menunjuk pemerintah baru atau mengungkap bagaimana mereka akan memerintah Afghanistan.
- Mandiri Institute Insight Memperkuat Ekosistem Keuangan Berkelanjutan di Indonesia
- Tanggapi Harga Saham BUMN Turun, Pakar Keuangan: Murni Faktor Pasar, Bukan karena BPI Danantara
- Ditjen Bina Keuangan Daerah dan KPK Gelar Rapat Koordinadi untuk Membahas Draf MCP Tahun 2025-2026
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Pemerintah Meluncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital Perempuan
- Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit Rp 1.590 Triliun di Kuartal III 2024