Taliban Kembali Berkuasa, Pelarian Afghanistan di Indonesia Makin Putus Asa
Hanif Hamraz, musisi Afghanistan yang tinggal di Indonesia, menyaksikan dengan penuh kekhawatiran kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan.
Sekitar setengah dari 13.000 pengungsi dan pencari suaka yang kini berada di Indonesia adalah warga Afghanistan seperti Hanif, yang berusaha masuk ke Australia.
Sebagian besar di antaranya merupakan etnis Hazara, yang menjadi sasaran Taliban karena identitas suku dan agama mereka sebagai penganut Syiah.
Peristiwa terakhir di Afghanistan menjadi alasan kuat mengapa para pelarian, terutama seniman dan musisi, tidak bisa kembali ke negaranya.
Ketika Amerika Serikat menarik seluruh pasukanya akhir Agustus lalu, kelompok militan itu dilaporkan menyeret penyanyi tradisi Fawad Andarabi dari rumahnya di utara Kota Kabul dan membunuhnya.
"Dia tak bersalah, hanya seorang penyanyi yang ingin menghibur orang lain," kata Jawad, anak Fawadi kepada kantor berita Associated Press.
"Mereka menembak kepalanya," jelasnya.
Pada bulan Juli lalu, pejuang Taliban menculik, menyiksa, dan membunuh komedian Nazar Muhammad, yang dikenal sebagai Khasha Zwan, yang pernah membuat lelucon tentang Taliban di aplikasi TikTok.
Saat ini ada ribuan pencari suaka asal Afghanistan di Indonesia, kembalinya Taliban bukan kabar gembira buat mereka
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting