Taliban Kembali Berkuasa, Pelarian Afghanistan di Indonesia Makin Putus Asa
"Saya kira penderitaan yang menginspirasi saya. Juga kesedihan," ujar Farahnaz.
Terletak di antara Eropa dan Asia, Afghanistan selama berabad-abad merupakan tempat perkembangan seni dan puisi.
Dulunya Afghanistan memiliki patung Budha Bamiyan, situs warisan dunia dan sumber kebanggaan nasional yang dibangun pada abad keenam dan ketujuh.
Namun di bawah pemerintahan Taliban pada 1990-an, seni dilarang dan seniman dianiaya.
Taliban menghancurkan patung iyu pada tahun 2001, sebuah peristiwa yang bagi banyak orang Afghanistan melambangkan fanatisme dan kebiadaban.
Sejak menguasai Kabul kembali pada 14 Agustus, Taliban mulai menghapus mural di tembok-tembok kota itu, yang menggambarkan perempuan atau pahlawan nasional, dan menggantinya dengan propaganda.
Mereka memerintahkan stasiun radio untuk berhenti memutar musik dan menutup Institut Musik Nasional Afghanistan.
Warga setempat mengaku telah menghancurkan karya seni dan alat musik mereka karena takut diserbu aparat Taliban.
Saat ini ada ribuan pencari suaka asal Afghanistan di Indonesia, kembalinya Taliban bukan kabar gembira buat mereka
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia