Taliban Kembali Kuasai Afghanistan, Koalisi Barat Melawan Musuh yang Tak Akan Mati

Kepergian pasukan asing selalu menjadi pintu terbuka. Pemerintah dan militer Afganistan, meski pun telah mendapatkan pelatihan dan dana puluhan miliar dolar – hanya menjadi hambatan kecil bagi Taliban.
Taliban telah bertahan, membangun kembali kekuatan, tetap eksis meski tokoh-tokoh utamanya terbunuh.
Mereka mempertahankan basis di Pakistan dan mendapatkan dukungan dari dalam militer dan intelijen Pakistan - meski pun hal ini dibantah.
Lalu apa batas antara "Taliban yang baik" dan "Taliban yang buruk" sekarang?
Yang kita saksikan hanyalah pasukan bersenjata Taliban dan bergerak cepat ke ibukota Afghanistan, Kabul. Ini telah memicu setengah juta orang untuk mengungsi.
Mereka sedang menuju perbatasan dengan negara lain. Sebagian besar perbatasan itu sekarang berada di bawah kekuasaan Taliban.
Bahkan wilayah utara — yang secara tradisional merupakan daerah perlawanan anti-Taliban — telah jatuh dengan cepat.
Dua puluh tahun Koalisi Barat berperang di Afghanistan, hanya untuk menyaksikan kembalinya Pemerintahan Taliban sekarang.
Para gerilyawan Taliban mengambil alih Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Minggu (15/08), setelah berhasil menguasai hampir seluruh wilayah negara itu hanya dalam sepekan
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia