Taliban Larang Perempuan Kuliah, Afghanistan Kembali ke Era Jahiliah
jpnn.com, JAKARTA - Rezim Taliban yang berkuasa di Afghanistan terus membatasi akses pendidikan bagi kaum perempuan.
Kebijakan terbaru Taliban ialah melarang kalangan perguruan tinggi mendidik kaum perempuan di seluruh Afghanistan.
“Anda semua diinformasikan untuk segera mengimplementasikan perintah penangguhan pendidikan bagi perempuan hingga pemberitahuan lebih lanjut,” tulisan surat bertanda tangan Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan Neda Mohammad Nadeem yang ditujukan kepada seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Surat itu dikeluarkan pada Selasa (20/12). Juru Bicara Kementerian Pendidikan Tinggi Afghanistan Ziaullah Hashimi juga mengunggah surat itu ke media sosial.
Setelah mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban memaksa seluruh lembaga pendidikan menerapkan aturan baru, termasuk pemisahan kelas dan pintu masuk berdasar gender. Kelas bagi mahasiswi hanya boleh diajar oleh dosen perempuan atau lelaki tua.
Sejak jauh-jauh hari, Taliban melarang para gadis menimba ilmu di sekolah menengah. Seiring dengan itu, kelompok ultrakonservatif tersebut juga membatasi perguruan tinggi dalam menerima mahasiswa baru.
Mahasiswi jurusan jurnalistik di Afghanistan -sebut saja namanya Madina- mengaku kesulitan memahami kebijakan baru di bidang pendidikan yang dikeluarkan rezim Taliban itu.
Remaja berusia 18 tahun itu menilai kebijakan tersebut membuat masa depannya kian tak pasti. “Mereka mengubur impian kami,” ujarnya kepada AFP.
Rezim Taliban yang berkuasa di Afghanistan terus membatasi akses pendidikan bagi kaum perempuan, termasuk menghentikan perkuliahan bagi mahasiswi.
- Selamat, Poltek Harber Raih Anugerah LLDIKTI Wilayah VI 2024
- Mayasari Tempe
- Universitas Siber Asia Punya Target Top 10 Asia 2029 Mendatang
- Lewat Kegiatan Ini, Mahasiswa di Jatim Diajak Memahami Peran Penting Bea Cukai
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Ganesha Operation Bekali Siswa Sumsel Menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi yang Ketat