Taliban Sedang Mendorong Tiongkok Berinvestasi di Afghanistan, Tetapi Itu Bukan Hal yang Mudah
Dengan begitu cepatnya kelompok Taliban menguasai Afghanistan termasuk ibu kota Kabul membuat banyak negara Barat mengungsikan warga mereka dari sana.
Namun, Tiongkok tidak melakukan hal yang sama.
Kedutaan mereka di Kabul masih berfungsi normal, dan para pebisnis Tiongkok yang berada di sana didorong untuk melihat peluang yang bisa dilakukan.
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan kepada jaringan televisi milik pemerintah Tiongkok, CGTN, bahwa Tiongkok bisa 'memainkan peran penting dalam membangun kembali Afghanistan".
Tidaklah mengherankan bahwa Taliban berpaling ke Timur untuk menarik investasi karena negeri yang tercabik oleh perang ini kemungkinan akan menghadapi sanksi baru dari negara-negara G7.
Namun, Dr Rodger Shanahan dari lembaga pemikir Australia, Lowy Institute, mengatakan 'menanam investasi terlalu banyak di Afghanistan juga memiliki risiko besar".
"Walau Beijing tidak terlalu mengkhawatirkan kekuasaan Taliban dan Taliban tidak berbicara banyak mengenai masalah Uyghur, yang adalah pertanda mereka akan membuka diri untuk investasi dari Tiongkok, Tiongkok juga harus belajar dari pengalaman Amerika Serikat di sana."
Investasi Tiongkok di Afghanistan meningkat
Menurut Badan Otoritas Informasi dan Statistik Nasional Afghanistan, tiga mitra dagang terbesar Afghanistan adalah Iran, Pakistan dan Tiongkok.
Tiongkok sudah lama berencana untuk mengembangkan proyek Belt and Road Initiative (BRI) di Afghanistan
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Taksi Kemudi
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar