Tamasya Al Maidah Lebih Mirip Intimidasi Terhadap Pemilih
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Pemuda Islam Kebangsaan Rustam Ade menilai tamasya Al Maidah ke tempat pemungutan suara (TPS) sebagai bentuk intimidasi terhadap pemilih di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Apa lagi, menurutnya, pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan mengerahkan massa agar mendukung pasangan calon muslim.
"Kami secara tegas menolak agama dijadikan alat politik, karena menjaga kebhinnekaan adalah tugas kita bersama," kata Rustam, di Jakarta, Senin (17/4).
Ade meminta intimidasi yang lahir dari acara apa pun, termasuk yang menggunakan nama agama, harus dihentikan.
"Jelas, aktivitas tamasya Al Maidah ini bentuk intimidasi terhadap warga Jakarta untuk menyalurkan pilihannya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI Jendral Tito Karnavian juga melarang pengerahan massa untuk datang ke TPS.
Baik bentuknya berupa tamasya Al-Maidah atau pun acara lainnya.
Pengerahan massa ke TPS bertajuk tamasya Al-Maidah ini didukung oleh sejumlah ormas keagamaan di Jakarta.
Ketua Forum Pemuda Islam Kebangsaan Rustam Ade menilai tamasya Al Maidah ke tempat pemungutan suara (TPS) sebagai bentuk intimidasi terhadap pemilih
- Di Debat Kedua, RK-Suswono Janjikan Sekolah Negeri dan Swasta Gratis di Jakarta
- Di Bawah Komando H. Odink, Tokoh Multi Etnik di Jakarta Siap Menangkan RIDO
- Selama Pilkada Jakarta, Pramono tak mau Ubah Panggilan dari Mas ke Bang
- KPU DKI Jakarta Rilis Dana Kampanye 3 Paslon, RK Paling Besar, Dharma Terkecil
- Dapat Nomor 1, Ridwan Kamil: Dulu di Jabar Juga Nomor 1, Alhamdulillah Menang
- Nomor Urut Pilgub Jakarta: RK-Suswono Nomor Urut 1, Dharma-Kun 2, Pramono-Rano 3