Tamasya Al Maidah Lebih Mirip Intimidasi Terhadap Pemilih
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Pemuda Islam Kebangsaan Rustam Ade menilai tamasya Al Maidah ke tempat pemungutan suara (TPS) sebagai bentuk intimidasi terhadap pemilih di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Apa lagi, menurutnya, pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan mengerahkan massa agar mendukung pasangan calon muslim.
"Kami secara tegas menolak agama dijadikan alat politik, karena menjaga kebhinnekaan adalah tugas kita bersama," kata Rustam, di Jakarta, Senin (17/4).
Ade meminta intimidasi yang lahir dari acara apa pun, termasuk yang menggunakan nama agama, harus dihentikan.
"Jelas, aktivitas tamasya Al Maidah ini bentuk intimidasi terhadap warga Jakarta untuk menyalurkan pilihannya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI Jendral Tito Karnavian juga melarang pengerahan massa untuk datang ke TPS.
Baik bentuknya berupa tamasya Al-Maidah atau pun acara lainnya.
Pengerahan massa ke TPS bertajuk tamasya Al-Maidah ini didukung oleh sejumlah ormas keagamaan di Jakarta.
Ketua Forum Pemuda Islam Kebangsaan Rustam Ade menilai tamasya Al Maidah ke tempat pemungutan suara (TPS) sebagai bentuk intimidasi terhadap pemilih
- Siap Menangkan RIDO jika Pilkada Jakarta 2 Putaran, PP DKI Ajak Anak Muda Gunakan Hak Suara
- 42 Persen Pemilih Golput di Pilgub Jakarta 2024, Terbanyak Memilih saat Anies vs Ahok
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk
- Sukarelawan PMJ Ajak Warga Jakarta Tak Pilih Pemimpin yang Melukai Hati Umat
- 7 Hari Jelang Pencoblosan Pilkada, Hasto: Banyak Kandidat dari PDIP Berasal dari Rakyat
- Pemuda Pancasila Dukung RIDO di Pilkada DKI Karena Diyakini Mumpuni