Tambah Intelijen, Utamakan Dialog
Sabtu, 01 September 2012 – 19:30 WIB

Tambah Intelijen, Utamakan Dialog
JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy mengatakan, intelijen negara harus ditambah untuk mencegah terjadinya tindak terorisme. Penambahan intelijen itu diperlukan untuk memback up intel yang Polri. "Sebab, intelijen Polri lemah, dan polri tidak bisa sendirian karena kekuatannya minim," kata Tjatur, Sabtu (1/9), di Jakarta. Apalagi, dia melihat belum ada langkah-langkah soft power pemerintah mencegah terorisme. "Soft power belum dilakukan secara intensif sebab orang merasa itu kerjanya polisi. Saya tidak tahu kenapa tidak dilakukan, saya tidak lihat hal itu," kata Tjatur.
Dia juga menambahkan, perlu juga dilakukan pendekatan dialog dan tanpa kekerasan oleh pemerintah, selain penambahan intelijen. Menurutnya, jangan berpikir kalau teroris itu diselesaikan dengan kekerasan akan tuntas.
Baca Juga:
Disebutkannya, langkah penambahan intelijen negara bisa dilakukan secara beriringan dengan langkah soft power, seperti pendekatan dialog, tidak melulu dengan langkah penindakan keras. "Soft power harus dibarengi dengan penambahan intelijen negara. Harus dijalankan secara bersamaan atau istilahnya double track," ujarnya.
Baca Juga:
JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edy mengatakan, intelijen negara harus ditambah untuk mencegah terjadinya tindak terorisme. Penambahan
BERITA TERKAIT
- Heboh Pengeroyokan di Kantor Polsek, Kapolda Riau Langsung Copot Jabatan Anak Buah
- Tugas Kantor Komunikasi Presiden Dianggap Tumpang Tindih, Begini Reaksi Mensegneg
- Kader Gerindra di Banggai Minta Polisi Menindak Pelaku Persekusi
- Paus Fransiskus Meninggal, Prabowo: Dunia Kehilangan Sosok Panutan dalam Kemanusiaan
- Mbak Ita bersama Suami Didakwa Terima Suap Rp 9,29 Miliar dari Proyek & Insentif ASN
- Dittipidsiber Bareskrim Turun Tangan Usut Gangguan Sistem Bank DKI