Tambah Jam Belajar, Tambah Fasilitas
Senin, 24 September 2012 – 08:54 WIB
Said juga mengatakan, usulan tersebut pernah diusulkan pada tahun 90an. Saat itu ketika melihat fenomena siswa di Jakarta, dengan waktu belajar di sekolah yang singkat mereka menjadi memiliki banyak waktu luang sehingga menjadi peluang terjadi perkelahian antar pelajar seperti yang saat ini masih terjadi.
“Jadi, kalau mereka sudah sibuk di sekolah, sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk berkelahi karena sudah capek,” ucapnya.
Meski demikian ia menilai jika jam belajar di Indonesia sebetulnya sudah cukup tinggi terutama jika dibandingkan dengan jam belajar di negara-negara maju di dunia. Dalam unit hari siswa di Indonesia belajar selama 225 hari per tahun, sedangkan negara lain di bawah itu. Misalnya saja di Korea Selatan siswa hanya belajar 220 hari per tahun, Malaysia 204 hari per tahun, Jerman 190 hari per tahun, Jepang 175-210 hari per tahun, Inggris 190 hari per tahun, USA 180 hari per tahun.
Dalam hitungan jam pelajaran Indonesia juga cukup tinggi yaitu 40-44 jam per minggu, sedangkan Finlandia 34-30 per minggu, Inggris 25 jam, dan Jerman 30-32.
BANDUNG-Rencana penambahan jam belajar untuk siswa sebaiknya diikuti dengan penyediaaan fasilitas oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).
BERITA TERKAIT
- Mendiktisaintek: Pendidikan Ampuh Mencegah Radikalisme dan Terorisme
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer
- Gandeng ITB, IDSurvey Kembangkan Green Leadership di Kalangan Mahasiswa
- Gelar Rektor Menyapa 2024, Universitas Mercu Buana Bagikan Beasiswa
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Kabar Baik untuk Guru, Siap-Siap Saja
- Cikarang Listrindo Kembangkan SMKN 1 Babelan Menjadi Sekolah Keunggulan