Tambang Emas yang Menewaskan 9 Warga Bekas Peninggalan Zaman Belanda

jpnn.com, SOLOK SELATAN - Sembilan warga Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batanghari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, tertimbun galian pada Sabtu petang (18/4).
Lokasi itu merupakan lokasi penambangan emas peninggalan zaman penjajahan Belanda.
"Informasi yang kami peroleh itu bekas tambang peninggalan di zaman Belanda. Jadi mereka mencari emas dengan mendulang atau tradisional di lokasi tersebut," ungkap Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto menyatakan usai meninjau lokasi tertimbunnya sembilan warga Ranah Pantai Cermin tersebut di Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin, Minggu (19/4).
Saat memindahkan korban yang dilakukan hingga Minggu dini hari, sebutnya, tidak ditemukan alat berat yang digunakan untuk menambang emas. Pemindahan korban juga dilakukan dengan cara manual, tanpa alat berat.
Saat kejadian, sebutnya, 12 orang yang tengah mendulang emas. Tiga orang mendulang di bagian luar, sementara sembilan orang yang menjadi korban mendulang di bagian dalam lubang.
"Tiga orang yang selamat tersebut yang memberikan informasi dan melakukan evakuasi awal," ujarnya.
Polisi kini tengah melakukan olah tempat kejadian peristiwa (TKP) yang berjarak sekitar empat sampai lima kilometer jalan utama dengan kondisi jalan perbukitan.
Pelaksana Tugas Bupati Solok Selatan Abdul Rahman menyebutkan, di Nagari Ranah Pantai Cermin banyak lokasi penambangan emas peninggalan zaman Belanda.
Sembilan warga Nagari Ranah Pantai Cermin, Sangir Batanghari, Solok Selatan, tewas tertimbun galian.
- Longsor di Tambang Emas Bone Bolango, Satu Orang Meninggal Dunia
- DPRD Sulteng Minta Imigrasi Selidiki Izin TKA Salim Group di Tambang CPM
- Saham BRMS Melorot, Dampak Aksi Warga Tolak Tambang CPM?
- DPR Minta Dugaan Pencemaran oleh Tambang Emas Milik BRMS Diselidiki
- CPM dan DPRD Tegaskan Legalitas Aktivitas PT AKM di Poboya
- Tim Gabungan Tutup Tambang Emas Ilegal di Pidie Aceh