Tambang Pasir Merajalela Ancam Sumber Air Warga
jpnn.com, KEDIRI - Aktivitas tambang pasir di Sungai Ngobo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jatim mengancam kelestarian lingkungan.
Eksploitasi sumber daya alam itu bisa merusak saluran pipa-pipa air bersih yang dibutuhkan warga Desa Wonorejo Trisulo, Plosoklaten.
Selama ini pipa tersebut dialirkan dari mata air ke lingkungan permukiman. Jika pipa itu rusak, daerah yang teraliri akan kekurangan air.
Berdasar informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Kediri, penambangan pasir di Sungai Ngobo, terutama di sekitar Desa Sepawon dan Wonorejo, berlangsung masif.
Imbasnya, tanggul sungai rawan longsor. "Sering terjadi, tebingnya ambrol karena setiap hari bawahnya (dasar sungai, Red) terus digali," ujar Marwan, 40, warga Desa Wonorejo.
Sebagai petugas proyek pengadaan pipa sumber Kalitempur, Marwan menyatakan longsor saja tidak masalah.
Namun, longsoran tersebut kerap menimbun pipa-pipa air warga.
Jadi, hal itu membuat pipa tersebut putus dan rusak. Pipa-pipa yang mengalirkan air dari hutan lereng Kelud ke Desa Wonorejo Trisulo terhambat.
Tambang pasir mengganggu pipa-pipa air bersih milik warga
- Bedah Dakwaan Kerugian Negara di Kasus Timah, Kerusakan Lingkungan Tanggung Jawab Siapa?
- KLHK Tekankan Peran Penting Industri & Masyarakat Dalam Mencegah Kerusakan Lingkungan
- Somasi RBT
- Anies Sebut Merusak Lingkungan Setara dengan Praktik Perbudakan
- Pakar Pertanyakan Kajian Amdal Beach Club Raffi Ahmad
- Refleksi Akhir Tahun, Menteri Siti Beberkan Kinerja Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan