Tampil di Gelaran Expo Dubai, Tiga Kopi Ini Punya Cerita Unik

Sementara itu, provinsi Aceh membawa kopi Gayo yang mengusung pemberdayaan perempuan.
Kopi Gayo tersebut dibudidayakan di sekitar kawasan Taman Nasional Leuser dan memberdayakan petani lokal yang sebagian besar anggotanya adalah perempuan, bahkan produk kopi Gayo telah berhasil menembus ekspor Amerika, Eropa, Asia, dan Timur Tengah.
Hal itu menjadi bentuk dukungan bagi para pekerja perempuan dan generasi muda di kawasan tersebut.
Selanjutnya, Kementerian Ketenagakerjaan membawa kopi kalosi Enrekang yang merupakan jenis kopi tertua di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda.
Kopi kalosi termasuk jenis kopi arabika yang dibudidaya oleh para petani kopi Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Untuk itu, kopi kalosi Enrekang telah dimodifikasi menjadi kopi drip bags sebagai upaya melestarikan potensi kopi lokal.
Didi menceritakan selain pameran produk kopi lokal, pengunjung Paviliun Indonesia juga dapat mengikuti demo seduh (brewing) kopi dengan barista yang berpengalaman.
Para pengunjung dapat mempelajari teknik menyeduh kopi sekaligus mendapatkan informasi mengenai ciri khas kopi Indonesia.
Beragam puluhan jenis kopi lokal dipamerkan di area pasar malam Paviliun Indonesia pada gelaran Expo Dubai.
- Herman Deru Siapkan Bantuan Rp 50 Miliar untuk Pemerataan Pembangunan di Musi Rawas
- Tokoh Buruh Daerah Pilih Rayakan May Day 2025 Secara Damai
- Jakarta Beat Society 2025 Sedot Animo Ribuan Pengunjung
- 7 Program Prioritas Herman Deru untuk Pemerataan Kesejahteraan Rakyat di Sumsel
- Ini Upaya Bea Cukai Perkuat Kolaborasi dengan Perusahaan Berstatus AEO di 2 Daerah Ini
- Bank Mandiri Tebar KUR UMKM Rp 12,8 Triliun per Maret 2025