Tampilkan Peter Si Hitam, Perayaan Hari Sinterklas di Canberra Tuai Kecaman
Kedutaan Besar Belanda menjadi tuan rumah perayaan Hari Saint Nicholas tradisional di Canberra, turut memeriahkan acara ini adalah tiga pria kulit putih dengan wajah yang dihitamkan dan berpakaian sebagai karakter kontroversial, Black Peter atau Peter si Hitam.
Perayaan Hari Saint Nicholas atau Hari Sinterklas yang diadakan pada hari Minggu (6/12) ini diselenggarakan oleh Klub Belanda di Canberra dan telah bertempat di Kedutaan selama beberapa tahun.
Tahun ini, ada tiga orang berpakaian seperti Black Peter, yang disebut Kedutaan Besar Belanda sebagai ‘bagian dari budaya Belanda’.
Perdebatan seputar Black Peter, atau Zwarte Piet dalam bahasa Belanda atau Peter si Hitam, telah memecah belah warga Belanda dan memicu protes di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam tradisi Belanda, Peter si Hitam adalah penolong Saint Nicholas, atau Sinterklaas, dan biasanya digambarkan dalam kostum abad pertengahan dengan wajah menghitam, bibir merah dan wig/rambut palsu keriting.
Pihak lainnya berpendapat, karakter Peter adalah stereotip rasis yang berasal dari zaman kolonial.
Ada juga yang mengatakan, Peter menjadi hitam karena turun dari cerobong asap, dan berpendapat bahwa tidak ada unsur rasis dalam karakter itu.
Tahun lalu, 90 orang ditangkap karena melakukan protes terhadap tokoh kontroversial ini di festival Natal anak-anak di Belanda.
Kedutaan Besar Belanda menjadi tuan rumah perayaan Hari Saint Nicholas tradisional di Canberra, turut memeriahkan acara ini adalah tiga pria kulit
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat