Catatan Ketua MPR RI

Tampilkan Politik yang Bermartabat sebagai Pembelajaran Bagi Generasi Muda

Tampilkan Politik yang Bermartabat sebagai Pembelajaran Bagi Generasi Muda
Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

Lebih dari itu, ujaran kebencian dan hoax pada dasarnya hanya mengalihkan perhatian publik pada esensi pemilihan untuk mendapatkan pemimpin yang kompeten dan mau menjadi abdi rakyat.

Kecenderungan itulah yang terlihat ketika masyarakat Indonesia sekarang ini diajak untuk mulai melakoni tahun politik menuju agenda Pemilu 2024.

Alih-alih menghadirkan politik bermartabat bagi pembelajaran generasi muda, ruang publik hari-hari ini justru dijejali dengan ujaran kebencian dan hoaks. Emosi publik diaduk-aduk dengan ragam manuver.

Informasi yang tidak akurat dan menyesatkan ditebar. Setelah didahului dengan menebar tuduhan yang hanya berdasar asumsi, ada kelompok yang sudah memainkan lakon sebagai korban (playing victim) konspirasi politik.

Bahkan, ada upaya untuk menimbulkan gaduh, antara lain dengan menyebarluaskan informasi bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) akan mengabulkan gugatan terkait sistem pemilu yang isinya bakal mengubah sistem pemilu menjadi proporsional tertutup.

Selain itu, masih digaungkan juga kecurigaan tentang masih adanya upaya menunda Pemilu dari jadwal 2024.

Semudah dan sesederhana itukah proses mengubah sistem Pemilu 2024, ketika rangkaian jadual penyelenggaraan pemilu sudah ditetapkan?

Jangankan para hakim di MK, masyarakat awam pun tahu risiko mengubah sistem Pemilu, terutama ketika partai politik (Parpol) peserta Pemilu 2024 sudah resmi ditetapkan, dan ketika Parpol pun sudah mendaftarkan para calegnya di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pemilu terdahulu masih menyisakan masalah berwujud disharmoni dalam masyarakat dan harus diakhiri dengan menghadirkan politik yang bermartabat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News