Tamrin: Konflik Tidak Bisa Dihilangkan
Selasa, 13 September 2011 – 09:31 WIB
Rahasianya ialah menguasai metode how to manage conflict atau bagaimana mengelola konflik. Dalam interaksi dan interelasi sosial antar-individu atau antar-kelompok, konflik sebenarnya alamiah. Dulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan bisa berakibat negatif maka kini dianggap sebagai gejala atau fenomena yang wajar dan bisa berakibat negatif atau positif tergantung bagaimana mengelolanya.
Baca Juga:
“Rahasianya adalah menguasai metode how to manage conflict. Cuma ‘kelola’ dalam bahasa Jawa berarti kalau tidak ada konflik maka ciptakan konflik. Sekarang, insecurity menjadi industri, bisnis. Saat kita ngomong di sini, di Ambon konflik menjadi bisnis,” imbuh Tamrin.
Umumnya, setiap benturan adalah konflik. “Apakah benturan pendapat, sikap, benturan mengelola sepakbola, bulutangkis, apa saja. Konflik sama dengan garam di sayuran kita. Garam kurang, hambar; garam terlalu banyak, pahit. Harus proporsional, pas,” ungkapnya.
Karenanya, Tamrin menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Penanganan Konflik Sosial, karena jika hanya membahas penanganan konflik setelah konflik terjadi maka sebenarnya tindakan yang terlambat sekali. “Kalau hanya menyangkut penanganan konflik berarti sudah jatuh korban-korban. Data terakhir, delapan orang tewas di Ambon setelah bentrokan hari Minggu (11/9) lalu,” tukasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Tamrin Amal Tomagola mengakui tidak gampang mengelola konflik jika terjadi di antara 653 suku yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- PBH Peradi: Penerima Probono Bukan Hanya Warga Miskin
- Rayakan Natal, Bank Mandiri Bagikan Lebih 2 Ribu Paket Bantuan di Seluruh Indonesia
- PINTAR Kantongi Lisensi Resmi sebagai P3MI, Hubungkan Indonesia ke Dunia
- KepmenPAN-RB 634 Tahun 2024 Senjata Honorer TMS & Belum Melamar, Cermati 11 Ketentuannya
- H-5 Nataru, ASDP Ingatkan Pengguna Jasa Mempersiapkan Perjalanan dengan Matang
- GP Ansor Advokasi Rizal Serang yang Diduga Menerima Perlakuan Arogansi Oknum Aparat