Tamu Kehilangan Jam Tangan, Respons Santika Gubeng Dinilai Tidak Profesional

jpnn.com, JAKARTA - Wuluh Agung Wonoasmoro (47), seorang tamu yang menginap di Hotel Santika Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, kehilangan dua buah jam tangan di kamar 1011 tempatnya menginap, pada 29 Desember 2024 lalu.
Insiden tersebut memicu polemik setelah Wuluh meminta rekaman CCTV untuk mengungkap siapa yang memasuki kamar tersebut.
Wuluh yang ingin mengetahui terduga pelaku lantas meminta pihak manajemen untuk melihat rekaman CCTV.
Dalam rekaman CCTV terlihat dua pegawai hotel memasuki kamar 1011. Namun, pihak hotel membantah adanya tindakan pencurian oleh pegawai tersebut.
"Barang yang hilang (berupa jam tangan dan paper bag) akhirnya ditemukan di tong sampah dengan invoice pembelian yang masih menempel," ujar Wuluh kepada wartawan di Jakarta, Kamis (16/1).
Tidak puas dengan penjelasan pihak hotel, Wuluh melalui tim kuasa hukumnya, Tekda Beko Bagarri, melayangkan tuntutan kepada manajemen Santika Gubeng.
Tim kuasa hukum menilai hotel tersebut tidak profesional dan telah lalai menjaga keamanan barang milik tamu, sebagaimana diatur dalam sejumlah peraturan perundang-undangan.
"Kami menuntut Hotel Santika Gubeng Surabaya untuk bertanggung jawab atas kerugian materiil dan immateriil yang dialami klien kami," tegas Tekda.
Kuasa hukum Wuluh memberikan waktu tujuh hari kepada pihak Hotel Santika Gubeng untuk memenuhi kewajibannya membayar ganti rugi
- Mencuri 2 Sepeda Motor, Remaja di Ogan Ilir Ditangkap Polisi
- Pendapatan Hotel di Palembang Turun 20 Persen, Dampak Efisiensi Anggaran Prabowo?
- 2 Pencuri Bersenjata Api di Muara Enim Diringkus Tim Trabazz Polsek Gunung Megang
- Pencuri Bertato Ini Apes setelah Aksinya Ketahuan Korban, Begini Ceritanya
- Sangat Berbahaya, Pencurian Avtur Harus Ditindak Tegas!
- Dampak Efisiensi Anggaran, Puluhan Ribu Karyawan Sektor Perhotelan di Jawa Barat Terancam PHK