Tanah Amblas, Kampung Dikosongkan
jpnn.com - BOGOR - Pergeseran tanah yang menyebabkan longsor di kawasan Sukaraja, Kabupaten Bogor, kian mengkhawatirkan. Kerusakan terparah terlihat di Kampung Gobang, Desa Cibadak, Kecamatan Sukaraja.
Di lokasi ini, tanah bergeser hingga tujuh meter dan amblas sedalam dua meter hingga merobohkan 122 rumah warga serta fasilitas umum. Tak mau ambil resiko, Kampung Gobang akhirnya dikosongkan, dan 526 jiwa warga diungsikan.
Tak hanya merusak rumah-rumah warga, jalur alternatif penghubung antara Sukamakmur-Jonggol sepanjang 500 meter terputus. Retakan di aspal jalan semakin besar, bahkan hancur hingga sulit dilewati.
Sementara di desa lainnya, sebanyak 17 rumah di Kampung Cikonengbabakan, 9 rumah di Kampung Pasirgombang Desa Sirna Jaya, dan 3 rumah di Kampung Ganda Desa Sukawangi juga rata dengan tanah. Meski tak ada korban jiwa, total rumah rusak di empat desa sebanyak 151 unit, dengan perkiraan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yos Sudrajat mengungkapkan, Sukamakmur masih dikategorikan rawan pergeseran tanah sehingga warga harus segera diungsikan. Longsor dapat terjadi kapan saja dan secara tiba-tiba, sebagai dampak pergeseran tanah sebelulmnya.
“Ini bisa berubah setiap saat. Kami sudah koordinasi dengan TNI Polri dan membuat posko kesehatan. Kami berharap semua pihak turut membantu menanggulangi,” ungkapnya.
Pernyataan Yos diamini Camat Sukamakmur, Zaenal Azhari. Zaenal memastikan pihaknya sudah menyediakan posko di setiap kantor desa. Namun warga lebih memilih tinggal di rumah tetangga atau kerabat. Sementara sebagian harta warga yang masih bisa diselamatkan, dititipkan di kantor desa.
“Sudah dua hari ini kami terpaksa meliburkan sekolah yang menjadi korban bencana. Ada tiga sekolah, dan nanti akan dicari tempat yang layak untuk mereka belajar, semisal di rumah warga,” terangnya.
Pun kondisi para pengungsi kian memprihatinkan. Bahkan, ada satu rumah yang terpaksa dihuni 17 jiwa. Selain tak tahu harus menumpang ke mana, warga khawatir jika tinggal di tenda-tenda pengungsian, mereka harus melawan hawa dingin dan hujan yang bisa datang kapan saja.
“Sekarang lagi kosongin rumah mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam. Mau cari mobil boks untuk cari tempat tinggal, tapi belum tahu ke mana harus mengungsi,” tutur salah satu warga, Eneng (50).
Warga lainnya, Ridwan dan keluarga, menumpang di rumah saudara di Kampung Surupan RT 01/05 Desa Cibadak. Ia harus merasakan tidur berdesak-desakan, karena rumah milik ini Enong (45) sekarang dihuni 4 Kepala Keluarga dan 17 jiwa.
“Harapannya ada bantuan untuk tempat tinggal dan rumah yang rusak agar diperbaiki. Jika direlokasi, kami ingin mendapatkan tempat tinggal yang layak,” ungkap Ridwan.
Mengingat rumah-rumah warga sudah dikosongkan, Kapolres Bogor AKBP Asep Safrudin berjanji pihaknya beserta TNI turun tangan mengamankan situasi dan menjaga kondisi kampung yang ditinggalkan.
“Dikhawatirkan dalam kondisi seperti ini ada yang memanfaatkan situasi. Harus diantisipasi. Kami lakukan penjagaan malam dan menyiapkan lampu-lampu darurat,” tegas Asep.
Polisi juga memberi garis dilarang melintas (police line) di sejumlah titik, karena dikhawatirkan bangunan-bangunan itu akan roboh. “Yang kami beri garis polisi, sebuah warung makan dan rumah Kades Ulung yang kondisi juga sudah rawan,” jelasnya.
BOGOR - Pergeseran tanah yang menyebabkan longsor di kawasan Sukaraja, Kabupaten Bogor, kian mengkhawatirkan. Kerusakan terparah terlihat di Kampung
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS