Tanah Gerak, Warga Khawatir Longsor Besar Terulang Lagi
jpnn.com, PONOROGO - Warga Desa Banaran, Pulung, Ponorogo, saat ini tidak bisa tidur nyenyak karena terbayang longsor besar tahun lalu kembali terjadi.
Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo pun mengultimatum warga wajib waspada. Terutama yang tinggal di sektor A.
Sebab, sejak dua bulan terakhir, tanah di sektor tersebut mengalami pergeseran. Akibatnya, sejumlah bangunan warga yang masih menetap di sekitar lokasi retak.
"Jadi, warga wajib waspada karena ini sudah musim hujan," tutur Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono kemarin (12/11).
Menurut Budi, sapaan Setyo Budiono, warga wajib mengungsi jika hujan mengguyur selama dua jam terus-menerus.
Alasannya, di sektor tersebut tanah mengalami pergeseran meski dalam skala kecil. "Pantauan kami saat ini, pergeseran tanah semakin mendekat ke rumah warga yang masih bertahan," ujarnya.
Semula, kata Budi, tanah yang melorot berjarak 7 meter dengan rumah warga. Kini semakin mendekat, yakni tinggal 4 meter. Kondisi itu, lanjut dia, cukup genting jika warga tidak waspada.
"Terutama saat terjadi hujan, kami minta tidak usah menunggu dua jam. Tolong segera mencari lokasi yang aman," tegasnya. (mg7/sat/c9/end/jpnn)
warga wajib mengungsi jika hujan mengguyur selama dua jam tanpa henti untuk menghindari longsor.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Banjir dan Longsor Menerjang 9 Rumah di Sigi Sulteng, 17 KK Terdampak
- Banjir dan Longsor Melanda 3 Daerah di Sumbar, 2 Warga belum Ditemukan
- BPBD Kalbar Terus Memonitor Banjir dan Longsor di Kapuas Hulu, Masyarakat Diminta tetap Tenang
- Serahkan Bantuan Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Bogor, Ridwan Kamil Berpesan Begini
- 8 Desa di Kabupaten Sikka Dilanda Banjir dan Longsor
- Mensos Risma Ingatkan Pentingnya Meminimalkan Dampak Bencana