Tanaman Hias Indonesia Berpeluang Merebut Pasar Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Ekspor tanaman hias (florikultura) Indonesia ke berbagai negara meningkat signifikan sejak pandemi Covid-19.
Peluang ekspor kian terbuka saat situasi krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina yang menekan pebisnis florikultura di Eropa.
Menurut data Badan Pusat Stastistik (BPS), ekspor tanaman hias Indonesia pada 2021 mencapai 20.300 ton.
Volume ekspor meningkat 11,5% atau 2.100 ton dibandingkan ekspor tahun 2020. Peningkatan juga terjadi pada nilai ekspor, dari US$ 19,9 juta pada 2020 menjadi US$21,9 juta pada 2021 alias meningkat 10 persen.
Menurut Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, peningkatan ekspor berlanjut tahun ini.
Hal itu terlihat dari tingginya jumlah Surat Izin Pengeluaran (SIP) yang diajukan kepada Kementerian Pertanian.
Pada 26 Oktober 2022 saja, kata dia, pihaknya menandatangi permintaan ekspor dari 37 perusahaan.
Ekspor oleh 37 perusahaan itu mencapai Rp17 miliar. "Tujuan ekspor beragam. Ada Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Polandia, Belanda, China, Arab Saudi, hingga Irak," kata Prihasto belum lama ini.
Saat ini momentum bagi pelaku usaha tanaman hias Indonesia untuk merebut pasar global.
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- Program Upland Kementan Diharapkan Bisa Perkuat Ketahanan Pangan
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Usut Kasus Korupsi Pengadaan X-Ray Kementan, KPK Panggil Sunarto Sulai
- Gelar Rapat Maraton, Mentan Amran Ingin Buat Lompatan Besar Menuju Swasembada Pangan