Tanggapan Australia Soal Temuan Sampah Plastik Asal Negaranya di Jawa Timur
Amerika Serikat, Italia, Inggris, Korea Selatan, dan Australia adalah lima negara pengekspor kertas bekas ke sejumlah pabrik di Jawa Timur.
Pekan lalu, sejumlah aktivis lingkungan menggelar unjuk rasa di depan kantor Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, setelah menemukan adanya kandungan sampah plastik dalam kiriman kertas bekas dari luar negeri.
Prigi Arisandi, Direktur Ecoton di Jawa Timur mengatakan sampah plastik yang ditemukan diantaranya bungkus makanan, botol plastik, kantung plastik, bahkan beberapa popok dan pembalut.
"Kalau ternyata memang Australia menganggap Indonesia jadi tempat daur ulang harusnya ada perjanjian bukan diselundupkan," kata Prigi kepada ABC Indonesia.
Photo: Koalisi Sungai Brantas mencatat peningkatan sampah kertas dari Australia ke Jawa Timur meningkat lebih dari 250 persen dalam periode 2014 - 2018. (Foto: Koleksi Ecoton)
Beberapa dari sampah yang tidak bisa didaur ulang tersebut bahkan bertuliskan "Made in Australia" yang kemudian dijual kepada masyarakat sekitar untuk dipilah.
Sayangnya, kebanyakan sampah tersebut dibakar atau ditumpuk di pinggiran daerah aliran Kali Brantas yang dikhawatirkan berdampak terhadap kesehatan warga dan lingkungan.
"Saya akan sangat kecewa dan sulit dipercaya jika tingkat kontaminasi limbah setinggi itu diproduksi dari Australia," ujar Gayle Sloan, Direktur Eksekutif Waste Management and Resource Recovery Association (WMRR) di Australia.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata