Tanggapan Australia Soal Temuan Sampah Plastik Asal Negaranya di Jawa Timur

Baru-baru ini Dewan Daur Ulang Australia mengeluarkan pernyataan bahwa Australia sedang melakukan investasi daur ulang paling maju di dunia untuk menangani dampak pelarangan impor limbah luar negeri yang dilakukan China dan beberapa negara Asia lainnya.
Termasuk dalam investasi itu adalah infrastruktur canggih untuk meningkatkan proses pemilahan sampah.

Tapi Gayle mengatakan industri daur ulang di Australia sangat membutuhkan pemerintah dan politisi untuk menetapkan pengaturan kebijakan dan menunjukkan kepemimpinan soal ini, serta membeli konten daur ulang.
"Hal ini dilakukan untuk menghindari dampak lingkungan lokal, seperti pembakaran dan pembuangan yang telah terjadi di negara-negara seperti Indonesia dan Vietnam."
Sementara itu, Elsa Dominish, pengamat senior dari Institute for Sustainable Future di University of Technology Sydney mengatakan secara teknis negara pengimpor limbah daur ulang, dalam hal ini Indonesia, bertanggung jawab untuk memeriksa barang yang masuk dan tingkat kontaminasinya.
Tapi ia menegaskan bahwa pendaur ulang di Australia juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan limbah yang diekspor adalah berkualitas dan tidak terkontaminasi, terutama jika dikirim ke negara-negara yang tidak memiliki kapasitas untuk mengolahnya secara aman.
"Kita tidak mau daur ulang dari Australia menyebabkan polusi bagi lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan di negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia