Tanggapan Warga Indonesia Soal Turunnya Harga Bensin di Australia

Tanggapan Warga Indonesia Soal Turunnya Harga Bensin di Australia
Tanggapan Warga Indonesia Soal Turunnya Harga Bensin di Australia

Bayu Sangka, mahasiswa PhD

Tanggapan Warga Indonesia Soal Turunnya Harga Bensin di Australia
Bayu Sangka beserta keluarga. Koleksi pribadi.
Bayu sudah tinggal di Australia selama 3,5 tahun untuk menempuh program studi Doktor di bidang logistic and supply chain di RMIT.

Saat mengetahui harga bensin di sejumlah kawasan di Australia dibawah satu dolar, ia mengaku sangat senang.

"Secara langsung ini akan berdampak pada pengeluaran yang berkurang, tapi secara makro, seperti harga barang-barang, mungkin akan sama saja," ujar Bayu.

Dalam seminggu biasanya Bayu membutuhkan 30 liter bensin untuk urusan bekerja.

"Sebenarnya jika punya keluarga, lebih irit punya mobil, misalnya untuk jalan-jalan ke pusat kota di akhir pekan," ujar Bayu.

Harga parkir di pusat kota Melbourne sangatlah mahal, bisa lebih dari $20, lebih dari Rp 200.000 per jam.

"Tetapi di akhir pekan harga parkir ada yang $10 untuk jangka waktu yang lama," aku Bayu.

"Ini sama saja dengan membeli tiket transportasi umum untuk istri dan anak saya."

Harga minyak dunia sudah merosot sebanyak 20 persen menjadi AS$28 per barel. Padahal di pertengahan 2015, harga minyak mentah dunia sempat meroket

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News