Tanggapi Kecaman Turki, Media China Rilis Video Seniman Uyghur

"Saya sekarang dalam kondisi yang baik," katanya, dan setelah jeda ia menambahkan: "dan tidak pernah dianiaya".
Kedutaan dan konsulat China di Australia dan Kementerian Luar Negeri China juga dihubungi untuk dimintai komentar.
Tetapi seorang juru bicara dari kedutaan besar China di Turki mengatakan tuduhan bahwa China melanggar hak asasi manusia "sama sekali tidak konsisten dengan fakta dan sama sekali tidak dapat diterima oleh China".
Ia mengatakan "pusat-pusat pelatihan" dirancang untuk mengajarkan bahasa Uyghur dan keterampilan profesional untuk memerangi kemiskinan dan "tempat berkembang biak bagi ide-ide ekstrimis".
"Ini adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa Pemerintah China sangat mementingkan perlindungan hak-hak dasar dari semua kelompok etnis di Xinjiang," kata juru bicara itu.
"Singkatnya, mereka yang menuduh Pemerintah China berusaha 'menghapus' identitas etnis, agama dan budaya Uyghur dan kelompok Muslim lainnya sama sekali tidak dapat dibenarkan."
Patrick Poon, seorang peneliti China di Amnesty International, mengatakan kepada ABC bahwa "sungguh aneh melihat video Abdurehim Heyit setelah mendengar berbagai sumber tentang kematiannya".
"Cara video itu disajikan mirip dengan kasus lain dari rekaman video yang direkam, seperti kasus Peter Dahlin dan Gui Minhai."
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya