Tanggapi Kecaman Turki, Media China Rilis Video Seniman Uyghur
Akademisi Elise Anderson, yang mempelajari musik Uyghur, berkata di Twitter bahwa "kulit Heyit pucat dan tampak sakit-sakitan".
Ia mengunggah postingan Twitter yang berisi bahwa video itu menunjukkan betapa protes internasional "bisa memaksa China untuk merespon".
"Kita harus melihatnya sebagai sesuatu yang luar biasa bahwa mereka menyebarkan video ini, misalnya, mereka telah diam tanpa tanggapan tentang keberadaan begitu banyak orang yang dihilangkan," katanya.
Magnus Fiskesjo, profesor antropologi di Cornell University, mengatakan video "manipulatif" itu tampaknya telah dirilis dengan panik dan memiliki kemiripan yang mencolok dengan "pengakuan" yang disiarkan televisi di China.
Video itu bukan jaminan bahwa Heyit benar-benar hidup, katanya, menambahkan bahwa nada, suasana, lokasi yang dirahasiakan dan dinding kedap suara semuanya merupakan ciri-ciri pengakuan yang dipaksakan dan pengakuan tertulis yang dibaca subyek berarti ia diperlakukan dengan ancaman dan bahkan penyiksaan.
"Saya tiba-tiba menyadari bahwa ia tampak tak nyaman dan gelisah, dan bahwa ia tampak seperti memperhatikan arah," katanya kepada ABC.
"Bahwa bahkan jika ia memang masih hidup dan bahwa China sepertinya membantah klaim Turki ... maka itu seharusnya tidak boleh mengaburkan fakta bahwa ia ditahan tanpa komunikasi, yang justru mendorong rumor semacam ini berkeliaran. "
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis