Tanggapi Komentar Kepala Kantor Kepresidenan Soal Teror Kepala Babi Kepada Jurnalis Tempo, Aktivis: Tidak Patut

Lebih lanjut, mereka mengatakan ungkapan yang disampaikan Hasan Nasbi menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah, yang diwakili Kantor Komunikasi Kepresidenan terhadap demokrasi dan kebebasan sipil.
“Bukannya menyampaikan, setidaknya sikap keperihatinan terhadap teror tersebut, justru seakan mendukung tindakan teror tersebut.”
Mereka mendesak kepada Presiden untuk meninjau kembali posisi Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.
Dengan sikap tersebut di atas, kata mereka, tampak ia tidak cukup patut secara etika untuk menyampaikan pesan kepresidenan kepada masyarakat.
Apalagi, peristiwa penghapusan cuitannya sendiri di akun X tentang RUU TNI sudah lebih dari cukup untuk mengevaluasi kinerja Hasan Nasbi sebagai ujung tombak komunikasi Presiden.
“Kami juga prihatin dan bersolidaditas atas teror kepala babi yang dialami Tempo. Cara-cara teror ini ternyata masih terus digunakan untuk mengintimidasi kebebasan dan demokrasi,” ujar sejumlah aktivis.
Mereka menegaskan praktik purba seharusnya yang sudah ditinggalkan, justru masih terjadi hari ini.
“Dengan demikian, penting pengungkapan kasus teror ini dilakukan, hingga pelaku dapat diketahui,” ujar Koalisi Masyarakat Sipil.(fri/jpnn)
Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil menanggapi komentar Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi terkait Teror Kepala Babi di Kantor Tempo.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Serangan ke Tempo Sistematis, Sudah Masuk Darurat Kebebasan Pers
- Tempo Kembali Diteror, Setelah Kepala Babi, Kini Dikirimi 6 Bangkai Tikus tanpa Kepala
- Seharusnya Hasan Nasbi Bicara Pengusutan Teror, Bukan Saran agar Tempo Masak Kepala Babi
- Direktur LIMA: Sebaiknya Hasan Nasbi Mundur atau Cuti
- Pernyataan Hasan Nasbi Menyikapi Teror ke Tempo Dinilai Bentuk Arogansi
- Dosen UGM Kritik Pernyataan Hasan Nasbi Soal Teror Kepala Babi: Sungguh Menyedihkan