Tanggapi Konflik di TMP Kalibata, Mayjen Prijanto Ingat Peristiwa Jelang Pak Harto Lengser

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Kepala Staf Garnisun Jakarta Mayor Jenderal TNI (Purn) Prijanto menyesalkan terjadinya pengadangan kegiatan ziarah para purnawirawan TNI oleh Dandim Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana pada 30 September 2020 di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.
"Ada Kapolres di sana. Saya juga tidak mengerti mengapa harus Dandim yang tampil di depan? Namun, dari sisi aturan ada keanehan," katanya dalam kanal Hersubeno Arief di YouTube.
Sejak dulu sebelum reformasi saja, lanjutnya, sebelum didengung-dengungkan polisi mengurusi masalah Kamtibmas, polisi selalu di depan dan TNI di belakang. Protap itu berjalan hingga kini.
"Saya dulu Dansatgas Jaya II waktu menjelang lengsernya Pak Harto peristiwa 98, polisi itu selalu di depan, TNI ada di belakang. Protap ini saya pikir sampai sekarang masih ada," katanya.
Jadi dalam menghadapi kegiatan masyarakat yang seperti itu, mestinya polisi yang ada di depan.
Dan mestinya aparat baik Kodam maupun polisi juga sudah mengantisipasi.
"Harusnya membantu fasilitasi, adakan koordinasi ya kan, habis itu cegah konflik, kemarin kan agak ribut," ujarnya.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta ini menegaskan, situasi ricuh di TMP Kalibata saat pedemo memprovokasi para purnawirawan yang hendak ziarah ke makam para pahlawan revolusi, harusnya sudah diantisipasi.
Mayjen TNI (Purn) Prijanto menyesalkan terjadinya konflik saat ziarah para purnawirawan TNI di TMP Kalibata 30 September 2020.
- RUU TNI Dinilai Masih Mengandung Pasal Bermasalah, Berpotensi Memunculkan Dwifungsi
- RUU TNI Dibahas di Panja, Syamsu Rizal Soroti Mekanisme Penempatan hingga Anggaran
- Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Menerima Tanda Kehormatan Tertinggi dari TNI
- Siswa SMA Tewas di Asahan, Soedeson: Jika Keluarga Ragu, Silakan Lakukan Autopsi
- Klarifikasi Polda Jateng soal Intimidasi Ibu Korban di Kasus Brigadir AK
- Analisis Reza soal Kejahatan AKBP Fajar Pemangsa Anak-Anak