Tangkal Radikalisme, Harus Ada Pedoman bagi Pengkhotbah
jpnn.com, JAKARTA - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada mengatakan, saat ini yang menjadi problem terbesar dari pengurus masjid adalah memilih dan menyeleksi para penceramah atau pengkhotbah.
“Ketika Kementerian Agama mencoba untuk me-list dan memberikan rekomendasi penceramah tentunya saat itu mendapatkan kritikan dari banyak pihak. Sebab, memang banyak orang-orang yang penceramah terbaik katanya tidak mendapat dalam rekomendasi itu lalu mereka protes,” kata Dede, Kamis (29/11) .
Menurut dia, langkah yang diambil Kementerian Agama dengan mengeluarkan rekomendasi tersebut sebenarnya mengandung sisi positif.
Sebab, hal tersebut akan menjadi guideline atau panduan bagi para pengurus masjid untuk dapat menentukan penceramah yang akan mengisi khotbah.
Masalah lainnya, sambung Dede, adalah membuat kriteria bahwa materi yang disampaikan dalam khotbah sudah masuk kategori radikal atau tidak.
Karena itu, perlu ada kesepakatan naik dari organisasi Islam dan dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
“Dengan demikian, nantinya ada gambaran untuk membandingkan. Misalnya, ketika ada penceramah A memberikan khotbahnya bagus. Lalu penceramah B berbicara begini. Lalu penceramah C berbicara di mimbar seperti mengandung unsur radikal atau intoleransi sehingga tidak direkomendasikan lagi ke depannya,” ujar Dede.
Selain itu, masalah besar lainnya adalah ketika pemahaman agama umat yang mendengarkan khotbah dari penceramah yang mengandung unsur radikal masih sangat dangkal.
saat ini yang menjadi problem terbesar dari pengurus masjid adalah memilih dan menyeleksi para penceramah atau pengkhotbah.
- Kemenag: Tokoh Pendidikan Perlu Diberi Vaksin Antiradikalisme
- Ganjar Pranowo Mencegah Radikalisme Melalui Film The Mentors
- Tangkal Radikalisme, BNPT-Kemensos Resmikan Warung NKRI
- Ganjar: Ciri Radikal itu Fanatik, Menganggap Diri Paling Benar
- Minta Ormas Radikal Ditutup, Ansyaad Mbai: Jangan Beri Kesempatan Mereka Muncul!
- Saran Romo Benny untuk Melawan Radikalisme di Era Digital