Tangkal Radikalisme, Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah Harus Diubah
Menurut Bambang, beberapa ancaman tersebut dengan cepat menyebar disebabkan karena kemudahan yang diterima masyarakat dalam era keterbukaan mendapat informasi.
“Siapapun kini bisa memiliki telepon selular, dalam satu telepon selular itu terkuak berbagai macam informasi dari berbagai macam belahan dunia mulai dari soal pendidikan, belanja, hingga hal negatif ada dalam satu genggaman telepon selular,” paparnya.
Masyarakat Indonesia, sambung dia, rata-rata menghabiskan waktu lebih dari delapan jam hanya untuk melihat telepon selular yang di dalamnya terkandung aspek browsing, informasi, bersosialisasi, mencari informasi serta lainnya.
“Untuk dunia peringkat Indonesia berada pada urutan kelima, setelah Filipina, Brazil, Thailand dan Kolombia. Ini penelitian resmi artinya di negara berkembang masyarakatnya jauh lebih senang menghabiskan waktu dengan internet,” kata Bambang.
Dia juga mengusulkan agar pemerintah memiliki strategi kebudayaan yang konkret dan komprehensif untuk generasi muda Indonesia. “Harusnya kita punya strategi kebudayaan yang jelas dan konkret,” terang Bambang.
Menurutnya, langkah konret itu dapat diwujudkan dalam pertama, membangun dan membekali peserta generasi muda dengan pendidkan karakter yang baik untuk menghadapi dinamika perubahan. Kedua, mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan pada karakter sebagai jiwa utama dengan dukungan publik.
“Ketiga adalah dengan merevitalisasi dan memperkuat potensi serta kompetensi pendidikan, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat dan lingkungan dalam keluarga,” pungkasnya. (esy/jpnn)
Wakil Rektor UI Bambang Wibawarta mengatakan pemerintah harus segera melakukan perubahan mendasar pada sistem pendidikan dasar dan menengah untuk mencegah ancaman radikalisme pada generasi muda.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Kemenag: Tokoh Pendidikan Perlu Diberi Vaksin Antiradikalisme
- Tangkal Radikalisme, BNPT-Kemensos Resmikan Warung NKRI
- Ganjar: Ciri Radikal itu Fanatik, Menganggap Diri Paling Benar
- Minta Ormas Radikal Ditutup, Ansyaad Mbai: Jangan Beri Kesempatan Mereka Muncul!
- Saran Romo Benny untuk Melawan Radikalisme di Era Digital
- Banyak yang Tersesat Doktrin, Malah Jadi Korban Propaganda Teroris