Tangkapan Turun Drastis, Nelayan Menjerit

Faktor Cuaca, Pendapatan Merosot hingga 70 Persen

Tangkapan Turun Drastis, Nelayan Menjerit
Tangkapan Turun Drastis, Nelayan Menjerit
Akibatnya kata Mante, lampu dari kapal nelayan pun tidak berfungsi maksimal. "Berbeda jika gelap, ikan akan mendatangi tempat terang milik nelayan. Tapi sekarang di tengah laut itu terang sekali, akibat sinar bulan yang dekat dengan bumi," tambahnya.

Ia menambahkan, dibanding dengan beberapa tahun lalu, seiring dengan perkembangan waktu, pendapatan nelayan di daerahnya terus merosot. Terlebih hampir 90 persen warga Tanjung Laut Indah itu berprofesi sebagai nelayan tradisional.

"Setiap hari kami hanya mengandalkan hasil tangkapan saja, jika angin dan gelombang teduh, mereka masih dapat pulang membawa ikan. Tapi jika angin kencang dan gelombang tinggi, warga pulang dengan tangan hampa," ujarnya.

Lantaran hasil tidak menentu, nelayan pun kini dilaporkan memutar haluan. Sesekali mereka melayani penumpang menuju kawasan wisata Beras Basah. Sekali jalan, tarifnya bisa mencapai Rp 400 ribu per kapal. Kegiatan itu dilakukan sebagai pekerjaan alternatif jika pendapatan menangkap ikan turun. (*/gun)

BONTANG - Nelayan tradisional di Bontang menjerit. Hampir dua pekan terakhir, pendapatan yang mereka peroleh dari hasil menangkap ikan di laut turun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News