Tanjidor, Sampah dan Menara Gading

Tanjidor, Sampah dan Menara Gading
Tanjidor, Sampah dan Menara Gading
Perception is reality? Inikah yang hendak ditawarkan JK-Win kepada calon pencontreng pada pilpres nanti? Memang, latar JK yang dari Sulawesi dan Wiranto dari Jawa, melambangkan pluralitas Indonesia, bahkan menyimbolkan nasionalisme, karena Wiranto mantan jenderal TNI dan JK yang pernah menjadi aktivis HMI dan berpaham NU.

Tanjidor juga memadukan seni tradisi dan modern Barat, sehingga Indonesia harus dibangun dengan paradigma perekonomian modern yang bersatu dengan perekonomian ala pasal 33 UUD 1945 yang mengutamakan kesejahteraan rakyat.

Bantar Gebang

Mengapa pula deklarasi duet Mega-Prabowo dilakukan pada 24 Mei 2009 di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat? Boleh jadi, karena duet ini mengidolakan ekonomi kerakyatan, yang terwaris dari Soekarno-Hatta dan pernah dipopulerkan oleh ekonom UGM, almarhum Mubyarto.

Konon, limbah air gunung sampah yang kian menjulang di Bantar Gebang, telah mengalir ke persawahan penduduk sekitar, sehingga persawahan termasuk padinya, sudah berwarna kehijau-hijauan. Kurang bermutu dan rasanya pun kurang enak.

MENIMBANG-NIMBANG duet JK-Win (Jusuf Kalla-Wiranto), saya terkenang Engkong Said, pemain tanjidor Betawi di Jalan Sagu, Jakarta Selatan. Kesan yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News