Tanker Iran Tabrak Kapal Hong Kong, Puluhan ABK Hilang
jpnn.com, BEIJING - Ledakan dahsyat dan asap tebal membubung tinggi menyusul tabrakan tanker berbendera Iran, Sanchi, dan kapal kargo CF Crystal milik Hongkong di perairan Tiongkok Sabtu malam (6/1).
Hingga kemarin (7/1), api masih membara di lokasi yang berjarak sekitar 300 kilometer dari Kota Shanghai tersebut. Nasib 32 kru Sanchi pun belum diketahui.
’’Prioritas utama saat ini adalah menemukan kru Sanchi yang masih hilang,’’ kata Rob McBride, reporter Al Jazeera, di lokasi kejadian.
’’Tanker yang terbakar itu masih punya banyak bahan bakar minyak di dalamnya dan sewaktu-waktu bisa terjadi ledakan lain,’’ lanjut McBride. Sejak tiba di lokasi pada Sabtu malam, dia sempat beberapa kali mewawancarai personel yang terlibat dalam aksi penyelamatan.
Otoritas Maritim Tiongkok menyebutkan, 32 kru yang hilang itu terdiri atas 30 warga Iran dan 2 warga Bangladesh.
’’Kami tidak bisa mengatakan apakah mereka masih hidup atau sudah mati. Pencarian masih berlangsung,’’ terang jubir otoritas tersebut. Menurut dia, seluruh kru CF Crystal dipastikan selamat. Total ada 21 awak kapal berkebangsaan Tiongkok yang berhasil dievakuasi dari kapal kargo Hongkong itu.
Saat kecelakaan terjadi, Sanchi berada dalam perjalanan menuju Korea Selatan (Korsel). Tanker yang disewa perusahaan Korsel, Hanwha Total Co., itu mengangkut 136.000 ton minyak bumi yang sudah disuling dari Iran.
Sejauh ini, penyebab kecelakaan di Laut China Timur yang menjadi muara Sungai Yangtze itu belum diketahui dengan jelas.
Ledakan dahsyat dan asap tebal membubung tinggi menyusul tabrakan tanker berbendera Iran, Sanchi, dan kapal kargo CF Crystal milik Hongkong
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- International Hajj Fund Forum Rumuskan Strategi Inovatif Mengelola Dana Haji
- Pemerintah Thailand Akhirnya Minta Maaf atas Pembantaian Tak Bai