Tanpa Alkohol, Bukan Pasutri Tak Diterima
Sabtu, 17 Juli 2010 – 00:47 WIB
Riyanto menuturkan, bisnis hotel merupakan "warisan" dari ayahnya, (alm) Sofyan Ponda. Pada dekade 1970-an, Sofyan Ponda cukup dikenal sebagai salah seorang pelopor bisnis perhotelan di Indonesia. Dialah yang mengembangkan Hotel Menteng di Jalan Gondangdia Lama.
Pada 1989, keluarga Sofyan mendapatkan partner baru untuk mengembangkan bisnis hotel. Mereka kemudian melepas Hotel Menteng untuk menambah modal pengembangan kelompok Hotel Sofyan. Awalnya hanya ada dua Hotel Sofyan, yakni Hotel Sofyan Tebet, Jalan dr Soepomo, serta Hotel Sofyan, Cikini, Jalan Cikini Raya.
Setelah go public pada April 1989, bertambah Hotel Sofyan Betawi di Jalan Cut Meutia. Namun, pada awal 2010, Hotel Sofyan Cikini dijual seharga tiga kali market prize kepada pengembang properti.
Riyanto menuturkan, Hotel Sofyan pada awalnya dikelola dengan sistem konvensional atau non-syariah. Titik baliknya mulai muncul pada awal 1992. Saat itu, sebagai pendiri sekaligus Direktur Utama PT Sofyan Hotels Tbk, Riyanto sudah memiliki kehidupan yang mapan. Tapi, batinnya tidak pernah tenang.
Hotel syariah di Indonesia mungkin masih bisa dihitung dengan jari. Salah satu di antaranya adalah Hotel Sofyan di Jakarta. Bagaimana konsep pengelolaan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408